Anthony remaja adalah seorang anak yang sangat aktif di sekolah. Hampir semua orang mengenalnya di sekolah sebagai "Pemberi Solusi". Berbagai masalah yang diceritakan oleh teman-temannya, mulai dari pelajaran sampai percintaan bisa ia berikan jalan keluarnya.
Semakin lama ia semakin populer dan akhirnya maju sebagai calon ketua OSIS di sekolahnya. Tentu saja, ia terpilih. Disamping itu, ia juga aktif sebagai reporter di majalah internal sekolah. Keberaniannya untuk mencoba mewawancarai orang-orang terkenal seperti atlet football, baseball, dan pengusaha membuatnya dilirik oleh perusahaan media cetak lokal.
Profesi baru ini memberikan kesempatan kepada Anthony untuk merasakan pekerjaan pertama yang memberi hasil berupa materi kepadanya. Namun, di saat yang sama, orangtuanya bercerai. Anthony tinggal bersama ibunya.
Ibunya yang masih dalam suasana duka dan sensitif melihat kesibukan Anthony sebagai gangguan. Ia ingin mendapatkan waktu lebih banyak untuk bersama dengan Anthony. Tentu saja ini bertentangan dengan keinginan Anthony untuk mengembangkan karier jurnalistiknya. Akhirnya, terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil hampir setiap hari. Tidak tahan dengan keadaan ini, Anthony memilih pergi dari rumah. Ia lalu tinggal di rumah pamannya tanpa sepengetahuan ibunya.
Pamannya bukan orang kaya. Oleh karena itu, Anthony diberikan pekerjaan-pekerjaan ringan, kemudian ia mendapatkan imbalan untuk pekerjaan-pekerjaan itu. Namun, pada suatu hari, pamannya berpikir ibu Anthony harus diberi tahu karena tidak baik bagi hubungan keluarga mereka seandainya hal ini dibiarkan terus menjadi rahasia.
"Katakan padanya, kalau ingin mandiri cobalah usahakan sendiri! Jangan meminta bantuan kerabat!" begitu pesan ibu Anthony yang dititipkan lewat pamannya.
Akhirnya, Anthony memutuskan untuk pindah dari rumah pamannya. Ia bekerja serabutan untuk membiayai penginapan murah tempat ia tinggal dalam pelarian. Ia sempat menjadi cleaning service juga.
Pada suatu hari, ia menawarkan barang dari rumah ke rumah di sebuah kompleks. Seorang pelanggan membeli barang yang ia jual sambil menambahkan pujian, "Dengan caramu menawarkan barang, aku yakin kau akan berhasil suatu saat nanti!"
"Terima kasih, pak," jawab Anthony dengan gembira.
Ketika hendak pergi, si pelanggan memanggilnya lagi. "Oh ya, ini ada selebaran. Akan ada acara besar besok, cobalah untuk datang," kata si pelanggan.
Ternyata, selebaran itu adalah sebuah selebaran untuk acara motivasi yang diadakan oleh Jim Rohn, salah satu motivator besar saat itu.
Anthony datang pada acara itu dan benar-benar terkesima. Ia menawarkan diri untuk bekerja menjadi asisten Jim. Jadilah ia menghabiskan empat tahun dalam hidupnya membantu Jim Rohn dalam berbagai seminar motivasi.
Setelah beberapa saat kemudian, Anthony memulai seminar pelatihannya sendiri.
Sekarang ini, Anthony Robbins dikenal sebagai "Motivator Nomor Satu Dunia". Ternyata di balik kesuksesannya itu, semuanya tidak terjadi begitu saja.