Advertise

Seandainya DAHLAN ISKAN Jadi Wakil Presiden...

Dahlan Iskan lahir pada tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur. Ia adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PLN. Sejak 19 Oktober 2011 lalu, Dahlan Iskan diangkat sebagai menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh SBY.


Dahlan Iskan kecil dibesarkan di lingkungan pedesaan dengan kondisi yang serba kekurangan. Meski demikian, desanya kental dengan nuansa religius. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa ia dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus, dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan negara Indonesia.

Karir Dahlan Iskan dimulai ketika ia menjadi reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah terkenal saat itu, Tempo. Tak puas menjadi wartawan saja, sejak tahun 1982, ia memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Ia adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir bangkrut, kemudian dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Luar biasa!

Pada tahun 1997, ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa juga dibangun di Jakarta. Selain itu, ia juga membentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, di mana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia.


Pada tanggal 17 Oktober 2011 lalu, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai menteri BUMN oleh SBY. Ia begitu terisak dan terharu, ketika dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN, karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi di tubuh PLN.

Semenjak dirinya menjabat sebagai menteri BUMN, Dahlan menuai banyak pujian karena bertindak nyata terjun langsung ke masyarakat, bukan seperti kebanyakan pejabat lainnya, yang hanya berisi wacana dan himbauan saja, tanpa tindakan nyata.

Hingga saat ini, Dahlan pun terus melakukan tindakan nyata dan solutif untuk memperbaiki kinerja BUMN di Indonesia. Dan tindakannya yang terjun langsung ke masyarakat ini, menuai banyak sekali simpatik dan pujian dari publik dan media massa. Seandainya pada pemilu 2009 lalu SBY memilih beliau sebagai wakilnya, mungkin kinerja pemerintah saat ini akan jauh lebih baik dan dinamis.