Advertise

Teknologi Baru untuk Mengatasi Hipertensi

Jika tekanan darah Anda mencapai 140/90 mmHg atau lebih, maka Anda bisa dikategorikan sebagai pengidap hipertensi. Jangan anggap remeh karena tekanan darah yang tinggi telah terbukti mengganggu fungsi sejumlah organ tubuh, seperti otak, jantung, ginjal, dan mata.


Sayang, lonjakan tekanan darah terkadang tak mudah dikendalikan, walau telah menggunakan obat kombinasi anti-hipertensi. Pada sekitar 20% penderita hipertensi, tekanan darah tak kunjung normal walau mendapat 3 atau lebih kombinasi pil. Hal ini disebut hipertensi resisten. Pada hipertensi jenis itu penambahan jenis obat seringkali bukan membuat tekanan darah turun, melainkan efek samping obat menjadi naik.

Meski begitu, jangan lantas putus asa karena para ahli telah menerapkan metode baru yang bisa menjadi pilihan bagi Anda untuk mengatasi tekanan darah yang tinggi, yaitu denervasi renal (RDN). Dengan prosedur yang menggunakan tindakan minimal invasif itu, tekanan darah Anda dapat diturunkan secara permanen sebesar 30 mm/Hg. Bahkan pada beberapa kasus, kebutuhan obat kombinasi anti-hipertensi yang selama ini Anda konsumsi juga bisa dikurangi, begitu juga kemungkinan Anda terkena serangan jantung dan stroke.

Prosedur RDN sendiri mirip katerisasi jantung atau angioplasti, menggunakan kateter berbentuk seperti selang lentur. Lewat kateter yang diarahkan ke muara pembuluh darah ginjal melalui sayatan kecil dan melewati pembuluh darah paha, seutas kawat berujung elektroda yang tersambung dengan generator, mentransmisikan energi radiofrekuensi ke dinding dalam pembuluh darah ginjal untuk memotong sinyal saraf simpatis.

"Teknologi baru itu akan meningkatkan kualitas hidup banyak pasien dan mengurangi biaya pengobatan karena bisa sekaligus mengurangi penggunaan obat-obatan," kata salah satu dokter spesialis jantung, dari Raffles Hospital Singapore.

Selain itu, menurut dokter spesialis ginjal di rumah sakit yang sama, prosedur itu menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk merawat berbagai penyakit kronis lain, seperti gagal ginjal, yang bisa meningkatkan resiko terkena serangan penyakit kardiovaskuler, jika tekanan darah tak terkontrol dengan obat-obatan konvensional.