Buah berwarna ungu ini disebut masyarakat India sebagai "rajanya sayur". Terung atau aubergine termasuk dalam kelompok afrodisiak, karena dapat mendongkrak gairah seksual. Selain itu, buah ini pun cenderung dikaitkan dengan "kejantanan", karena bentuknya yang begitu mirip dengan alat kelamin pria.
Asal usul terung dimulai dari tanah India semenjak Abad Pertengahan. Para pedagang Arab kemudian membawanya hingga sampai ke daratan Asia Barat dan Afrika. Sifatnya yang mampu beradaptasi dengan iklim mana pun membuatnya dapat tumbuh di mana saja, termasuk di Eropa.
Selain berwarna ungu, sebenarnya terung juga ada yang berwarna putih, hijau, kuning, dan oranye. Sayangnya, warna-warna lain begitu sulit diperoleh di pasaran. Terung dengan warna lain bisa didapatkan di Eropa, namun dengan bentuk dan kualitas yang berbeda.
Buah yang rasanya pahit ini termasuk buah yang populer di berbagai dapur dunia. Hampir di seluruh negara memiliki sajian khusus untuk buah yang satu ini. Di Prancis, ada Ratatouille, di Turki, ada Baba Ganoush, dan yang paling lezat yakni Parmiziana di Milanzane di Italia.
Penyebab rasa pahit dari terung adalah kandungan zat nikotin di dalamnya. Buah ini memiliki konsentrasi nikotin yang tertinggi untuk jenis sayuran. Namun tak usah khawatir, seperti dikutip dari New York Times, zat yang dikandungnya adalah nicotinic acid yang struktur molekulnya mirip dengan nikotin, tetapi tidak menimbulkan adiksi, tetapi justru sebagai sumber zat yang baik bagi niacin, vitamin esensial untuk fungsi otak dan darah.
Untuk mengurangi rasa pahitnya sewaktu dimakan, sebaiknya selalu memasak terung dan tidak menyajikannya mentah-mentah. Bisa dilakukan dengan menumis, mengukus, merebus, bahkan menggorengnya. Hanya saja, jika ingin menjadikannya sebagai bahan utama, akan lebih baik bila ditaburi garam terlebih dahulu. Pemberian garam dimaksudkan untuk menyerap kepahitan alaminya.