Ketika menghadapi kesulitan, pertama-tama jangan takut. Amatilah dengan seksama, berpikir positif mencari kelemahan dari keadaan itu, kemudian hadapi dengan cerdik sampai permasalahan terselesaikan.
Dahulu kala, ada seorang pemuda yang bernyali besar dan sangat gagah. Tidak ada yang ditakutinya. Pada suatu malam, pemuda itu berjalan tergesa-gesa. Tiba-tiba di tengah jalan dia bertemu dengan hantu.
Pemuda itu bertanya, "Kamu siapa?"
Hantu menjawab, "Aku hantu. Kamu sendiri siapa?"
Mendengar itu, si pemuda sedikit terkejut dan dengan cepat tenang kembali. Dengan berbohong, dia berkata, "Aku juga hantu!"
Hantu lalu bertanya pada si pemuda, "Kamu mau pergi kemana?"
Si pemuda menjawab, "Aku mau pergi ke Kota Wan."
Hantu lalu berkata, "Kebetulan sekali, aku juga hendak ke sana, kalau begitu kita jalan bersama-sama saja."
Si pemuda berjalan bersama hantu sejauh beberapa kilometer sambil berpikir di dalam hati bagaimana cara menghadapi hantu ini. Saat itu hantu berkata, "Kelihatannya kita jalan terlalu cepat, lebih baik kita saling gendong bergantian saja."
Si pemuda menyetujuinya. Pertama-tama, hantu yang menggendong si pemuda. Setelah berjalan jauh, sang hantu bertanya, "Kenapa kamu begitu berat? Jangan-jangan kamu bukan hantu ya?"
Si pemuda menjawab, "Aku baru saja mati, jadi masih sangat berat."
Setelah itu, giliran si pemuda yang menggendong hantu. Dia juga berjalan sangat jauh. Hantu sangat ringan, hampir tidak terasa berat badannya. Mereka saling menggendong tiga kali.
Si pemuda dengan sengaja bertanya kepada hantu, "Aku baru saja mati dan tidak mengerti apa pun. Aku harus belajar dari kamu, apa saja yang ditakuti oleh hantu?"
Hantu mengajari dia, katanya, "Kalau hantu dibanting keras-keras ke tanah akan berubah menjadi kambing, kalau setelah itu diludahi, maka selamanya tidak akan bisa kembali ke wujud asalnya."
Mendengar itu, dalam hati si pemuda muncul sebuah ide.
Si pemuda dan hantu tiba di sebuah sungai, si pemuda mempersilahkan hantu untuk menyeberang terlebih dahulu. Saat menyeberangi sungai, suara langkah hantu sangat ringan, hampir tak terdengar, sedangkan si pemuda bagaikan roda kereta, suara deburan airnya sangat keras.
Seketika timbul rasa curiga di hati hantu, dia pun bertanya, "Kenapa kok bisa ada suara?"
Si pemuda dengan tenang menjawab, "Aku kan sudah bilang, aku baru saja mati, jadi tidak tahu cara menyeberangi sungai."
Saat hampir tiba di Kota Wan, tiba saat si pemuda yang menggendong hantu. Dia menggendong di atas kepalanya, dan dengan erat memegangnya. Hantu tidak dapat bergerak, lalu berteriak-teriak kesakitan. Si pemuda tidak mempedulikannya. Dia terus berjalan sampai Kota Wan dan dengan keras membanting hantu ke tanah, membuat dia berubah menjadi kambing. Karena takut sang hantu berubah wujud kembali, si pemuda langsung meludahinya. Kemudian ia menjual kambing tersebut. Dia mendapat seribu lima ratus tael dan dengan gembira langsung pulang ke rumahnya.
Alhasil, dengan mengandalkan keberanian dan kecerdikannya, si pemuda berhasil dalam mengalahkan hantu.