Tanaman ini telah dikenal sejak dahulu kala oleh orang-orang keraton di Jawa. Tersebar dibeberapa kawasan hutan Indonesia, kemungkinan besar berasal dari Amerika Selatan.
Sirih merah, merupakan tanaman herbal merambat dengan permukaan daun berwarna merah keperakan dan mengkilap saat tertimpa cahaya. Berbatang bulat dengan warna hijau keunguan. Bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, bagian ujung daun meruncing, tumbuh berselang-seling dari batangnya. Yang membedakan dengan sirih hijau adalah selain daunnya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aromanya lebih wangi.
Awalnya, tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Namun kemudian diketahui bermanfaat sebagai bahan obat untuk berbagai penyakit. Biasanya semakin tua warna daun akan semakin baik khasiatnya.
Sirih merah dapat beradaptasi dengan baik di setiap jenis tanah dan tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya. Tanpa pemupukan sekalipun tanaman ini dapat tumbuh dengan baik. Hal yang terpenting adalah sistem pengairan yang baik dan cahaya matahari yang diterima sebesar 60-75 %, tidak terlalu kepanasan dan juga tidak kelebihan air.
Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan ramuan sirih merah, antara lain: kencing manis, jantung koroner, radang prostat, TBC, asam urat, kanker payudara, wasir, dll.
Awalnya, tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Namun kemudian diketahui bermanfaat sebagai bahan obat untuk berbagai penyakit. Biasanya semakin tua warna daun akan semakin baik khasiatnya.
Sirih merah dapat beradaptasi dengan baik di setiap jenis tanah dan tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya. Tanpa pemupukan sekalipun tanaman ini dapat tumbuh dengan baik. Hal yang terpenting adalah sistem pengairan yang baik dan cahaya matahari yang diterima sebesar 60-75 %, tidak terlalu kepanasan dan juga tidak kelebihan air.
Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan ramuan sirih merah, antara lain: kencing manis, jantung koroner, radang prostat, TBC, asam urat, kanker payudara, wasir, dll.