Advertise

Klenteng "Kwan Sing Bio", Wisata Religius Terkenal dari Kota Tuban

Klenteng ini merupakan salah satu klenteng yang megah dan ramai dikunjungi di wilayah Jawa Timur, Indonesia. Bukan hanya warga lokal saja yang banyak berkunjung ke sini, tapi bahkan warga dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan China juga sering terlihat berdatangan di klenteng yang berada di Kota Tuban ini.


Berbeda dengan klenteng pada umumnya, ketika akan memasuki area klenteng yang menempati tanah seluas lebih dari 5 hektar ini, Anda akan melihat seekor kepiting besar yang ada di atas gapura sebagai lambangnya. Sedangkan naga yang menjadi lambang dari sebuah klenteng pada umumnya, bisa Anda lihat di atas bangunan tempat pemujaan dan berdoa. Menuju ke bagian belakang, ada sebuah bangunan yang dibangun di atas sebuah danau kecil lengkap dengan jembatan penyeberangan. Di bagian paling belakang terdapat bangunan serba guna, yang terdiri dari empat lantai. Biasanya bangunan ini digunakan sebagai tempat menginap pada saat perayaan HUT Klenteng "Kwan Sing Bio" yang diperingati sekitar bulan Agustus.

Klenteng ini juga sering disebut sebagai satu-satunya klenteng di Indonesia yang menghadap ke laut bebas. Konon katanya, keberadaan klenteng yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa klenteng ini kuat, dan beberapa orang mengatakan bahwa dengan berdoa di sini, banyak doa yang dikabulkan. Oleh karena itu, klenteng ini selalu ramai.

Sebenarnya, di Tuban terdapat dua klenteng. Satu klenteng lagi berada di dekat alun-alun Tuban, yaitu "Tjoe Ling Kiong". Namun, dari sisi luas bangunan dan juga pengunjung, nama Klenteng "Kwan Sing Bio" seolah menenggelamkan keberadaan saudara tuanya itu.

Salah satu versi cerita sejarah berdirinya klenteng megah ini adalah sebagai berikut: Dahulu kala, terdapat sebuah klenteng yang berada di Kecamatan Tambakboyo, sekitar 30 KM arah barat Kota Tuban. Suatu hari, para pengurus kelenteng akan memindahkan patung Dewa Kwan Kong menuju ke Surabaya melalui jalur laut. Ternyata, ketika berada di perairan Tuban, kapal kandas menghantam batu karang. Berbagai upaya untuk menarik kapal itu tidak berhasil, sehingga akhirnya muncul petunjuk untuk membangun klenteng darurat di Pantai Tuban tersebut. Akhirnya, dibangunlah sebuah klenteng darurat yang menjadi cikal bakal Klenteng "Kwan Sing Bio".

Jadi Klenteng "Kwan Sing Bio" berdiri di tepi laut, bukan merupakan sebuah perencanaan, melainkan sebuah kebetulan semata. Keindahan arsitektur Tiongkok dapat Anda saksikan di klenteng ini. Seperti halnya klenteng besar di kota lainnya, perayaan Imlek berlangsung sangat meriah di sini. Bukan hanya barongsai saja, wayang Tionghoa, pesta kembang api, hingga atraksi kungfu pun digelar dan menjadi tontonan gratis bagi masyarakat umum.

Bagi pengunjung yang hendak bermalam di klenteng ini, tidak perlu khawatir, klenteng ini menyediakan tempat bermalam gratis yang mampu menampung ribuan pengunjung. Urusan makan pun mudah, karena klenteng ini menyajikan makanan gratis setiap harinya.

Soal kemegahan klenteng ini tidak perlu dipertanyakan lagi, deretan lampu lampion, patung Dewa-Dewa, hingga lilin yang terpasang seolah mampu membuktikannya. Di sini, Anda bisa melihat lilin dengan ukuran sepelukan orang dewasa, dengan tinggi menjulang sampai dua meter.