Advertise

Misteri Tiga Pria Tua

Menyesali masa lalu adalah KESEDIHAN, mencemaskan masa depan adalah KEGELISAHAN, berbuat yang terbaik untuk saat ini adalah KEGEMBIRAAN.


Di suatu sore, ada seorang anak kecil sedang berjalan-jalan di taman. Di saat sedang asyik-asyiknya ia menikmati indahnya keasrian rimbunnya pepohonan dan semilirnya sepoi, langkahnya terhenti karena matanya tertangkap tingkah seorang bapak yang sedang melamun dengan tatapan mata yang kosong. Hati anak kecil ini pun terusik untuk mencari tahu apa yang membuat ba
pak tersebut melamun, seolah-olah dunia ini sudah tidak punya harapan lagi untuk hidupnya.

"Apa yang terjadi dengan bapak, sepertinya bapak sangat sedih?" tanya anak kecil itu dengan polos.

"Anak kecil, kamu tidak akan mengerti masalah orang tua seperti saya," jawab bapak tadi dengan malas-malasan.

"Tapi saya ingin tahu, pak?" Anak kecil tadi mendesak.

"Baiklah, saya beritahu kamu. Bapak sedang menyesali masa lalu. Mengapa dulu bapak tidak berusaha keras untuk saat ini."

Setelah mendapat jawaban, anak kecil pun berlalu dan meneruskan perjalanan sorenya. Namun belum lama berjalan, lagi-lagi jiwanya kembali terusik dengan sikap bapak yang lain. Kali ini yang dilihat olehnya adalah seorang bapak yang mondar-mandir tidak karuan. Anak kecil itu pun menghampiri bapak tersebut dan mencari tahu apa yang sedang menimpanya.

"Apa yang terjadi dengan bapak, sepertinya bapak sedang gelisah?"

"Anak kecil,  jika kamu nanti sudah sebesar saya, kamu akan mengerti," jawab bapak itu.

"Tapi saya ingin tahu sekarang, pak?"

"Baiklah, bapak akan memberitahu kamu. Bapak sedang memikirkan masa depan bapak. Bapak takut masa depan bapak suram, karena sampai saat ini bapak masih belum punya bekal apa-apa."

Sesudah itu anak kecil tersebut meninggalkan bapak yang sedang mencemaskan masa depannya. Tidak jauh dari situ, anak kecil kembali menemukan seorang bapak yang sedang sibuk bekerja. Tapi wajahnya terlihat sangat senang, tidak ada kesedihan maupun kegelisahan seperti kedua bapak yang ia jumpai tadi. Kembali pikiran anak kecil itu berkecamuk untuk mendapatkan sebuah jawaban.

"Mengapa bapak begitu gembira, padahal bapak sedang bekerja keras?" Anak kecil tersebut semakin penasaran. Hanya dalam sekejap, dirinya menemukan tiga bapak-bapak yang mempunyai sikap yang berbeda-beda.

"Anak kecil, ketahuilah bapak tidak sedang bekerja keras tetapi bapak hanya bekerja. Dan yang membuat bapak gembira adalah karena apa yang bapak kerjakan sesuai dengan keinginan hati bapak."

"Sebelumnya, saya telah menemui bapak-bapak yang sedang menyesali masa lalunya, dan seorang lagi sedang mencemaskan masa depannya. Apakah bapak tidak mempunyai masa lalu dan masa depan?" tanya anak kecil itu lagi.

Bapak tadi tertawa sejenak, baru kemudian menjawab pertanyaan anak kecil yang memiliki rasa ingin tahu luar biasa.

"Anakku, detik ini akan menjadi masa lalu bagi detik berikutnya, dan detik berikutnya adalah masa depan bagi detik ini. Maka jalanilah detik ini dengan sebaik-baiknya."

Hari pun mulai malam, dan anak kecil itu pun kembali ke rumahnya, dengan segudang falsafah hidup yang ia dapatkan hari ini.